Bagaimana Pemberian Vitamin untuk Mengatasi Speech Delay?

· Banyak dari rekan sejawat maupun orangtua menanyakan perihal pengaruh vitamin untuk anak yang memiliki permasalahan bahasa dan bicara. Kita juga banyak melihat iklan suplemen yang tersebar di sosial media dengan klaim dapat mengatasi keterlambatan bicara. Yang menjadi keraguan dan keresahan kita sebagai orangtua maupun sebagai terapis yaitu apakah klaim tersebut dapat dipertanggung jawabkan? Misalnya video iklan yang sangat agresif dari produk suplemen yang mengeklaim dapat mengatasi keterlambatan bahasa bicara di Indonesia, yang kurang lebih berisi : “setelah 7 hari konsumsi dapat membuat anak lancar berbicaranya” ataupun “jangan memberikan layanan terapi terlebih dahulu karena akan membuat anak trauma”.

· Isu pembahasan artikel ini hanya dibatasi pada suplemen yang diklaim dapat mengatasi keterlambatan bicara (late talker yang biasa dikenal oleh orang awam dengan speech delay). Diluar klaim terkait keterlambatan bicara seperti klaim dapat meningkatkan nafsu makan, imunitas dan lainnya, tidak akan dibahas dalam artikel ini. Tulisan ini juga akan membahas dampak dari suplemen tersebut dan bagaimana klaim dalam iklan yang mereka lakukan.

· Berikut beberapa poin yang kami dapatkan setelah melakukan pencarian data dari berbagai referensi:

o Beberapa Randomized Control Trial yang melibatkan analisis subkelompok melaporkan efek (tidak konsisten). Terdapat bukti yang terbatas bahwa suplemen DHA memiliki efek pada perkembangan bahasa. Namun jarang ada contoh dari kemungkinan efek positif dan efek samping, terutama dalam subkelompok populasi. (Gawlik, Nicola R et al., 2020)

o Dalam situs Caroline Bowen, pemberian suplemen termasuk ke dalam pembahasan kontroversial terkait penanganan yang tidak berbasis penelitian pada anak dengan gangguan bunyi bicara.

o NAD (The National Advertising Divison) menetapkan bahwa bukti yang diajukan oleh Pursuit of Research yang memasarkan salah satu suplemen untuk mengatasi ketermbatan bicara, TIDAK CUKUP untuk mendukung klaim mereka yang menyatakan bahwa dapat mengatasi keterlambatan bicara, atau mengobati gejala apraksia dan autisme.

o Dalam tinjauannya, NAD menetapkan bahwa Pursuit of Research tidak melakukan uji klinis apa pun dan tidak ada artikel mengenai studi yang menjadi bukti kompeten dan dapat mendukung klaim dari produk suplemen tersebut.

o NAD juga mengatakan bahwa sangat memprihatinkan jika pengiklanan terus membuat klaim tanpa dasar penelitian yang dapat mengatasi apraksia, autisme dan gangguan neurologis lainnya.

Kesimpulan berdasarkan pencarian data kami, masih belum ada bukti yang kuat mengenai efektivitas pemberian suplemen jika tujuan utamanya untuk mengatasi keterlambatan atau gangguan bahasa dan bicara. Cara terbaik dalam mengatasi keterlambatan maupun gangguan bahasa bicara tentunya adalah dengan memberikan pelayanan terapi wicara. Perlu diketahui bahwa kemampuan bahasa bicara dapat berkembang melalui proses pembelajaran (pengkondisian) dengan cara memberikan model kosakata atau struktur kalimat yang bervariasi melalui bermain ataupun pembelajaran dengan setting yang terstruktur.

Kami merekomendasikan kepada orangtua untuk meminta pertimbangan dari dokter tumbuh kembang anak ataupun profesional terkait lainnya yang mendalami bidangnya sebelum mengambil keputusan untuk mengonsumsi suplemen tertentu.

Referensi

· Gawlik, N. R., Anderson, A. J., Makrides, M., Kettler, L., & Gould, J. F. (2020). The Influence of DHA on Language Development: A Review of Randomized Controlled Trials of DHA Supplementation in Pregnancy, the Neonatal Period, and Infancy. Nutrients, 12(10), 3106. https://doi.org/10.3390/nu12103106

· Bowen, C. (2011). Controversial practices in children's speech sound disorders. Retrieved from http://www.speech-language-therapy.com/ on [06/11/22].

· Truth in Advertising: Speech Supplement Maker Referred to FTC for Ad Claims, retrieved in November 2022 from https://truthinadvertising.org/articles/speech-supplement-wars/